Kemaren, tanggal 19 April 2013, sekolah kita yang unyuk unyuk ngadain hari Kartini. Jam 7 kita upacara di lapangan basket sama menyaksikan pelantikan OSIS oleh Pak Sukamdi sama Pak Samingin. Koor fader-fader (baca : bapak-bapak)nya kece loh temands... Apalagi Pak Alit unyuk dengan topi atau apalah itu khas Balinya. Terus ada Pak Sehat Montok ngedrum pas latihan. Kita masuk tanggal 18nya karena mau UTS Kimia sama B. Indo. Ada fotonya loh, di twitter kelas @EleventhGAC, mungkin dah didelete, tapi masih ada di twitter R1 @mukongejek. Sementara yang jurnal ngeliput motret-motret gaje (biar ga usah bikin artikel) sama naik turun tangga. FYI, kemaren pembinanya Bu Undi, Pemimpinnya, ga tau Bu Nyoman apa Bu Sulis, Pembaca UUD Mami Bu Lena, yang jadi paskib, entahlah siapa, pas diliat udah naik sendiri, tapi di kertasnya Bu Lusi dkk. Setelah upacara, kita ke kelas buat persiapan lomba, dengan waktu hanya 15 menit. Tau sendiri, kelas kita cowoknya bisa diitung jari, kita pun kelabakan buat bagi yang masak sama futsal. Jumlah totalnya itu 3 masak + 5 futsal + 1 gambar peta. Haga, Agung sama Henry spesialis masak, multifungsi sebenernya. Dandy gambar peta. Ngurus futsalnya yang susah. Davit cedera dan Agungnya sakit. Ya udahlah, akhirnya kita kalah terhormat 3-0, MENDING DARIPADA 10-0 soalnya kelas 8 reguler memang anak futsal semua, dan parahnya anak-anak kita sudah pasang muka hopeless sebelum tanding... Lomba masak ini kita masih ada harapan, besar malah. Katanya kelompok kita, omelet sama nasgornya dilahap paling banyak. Setengah abis. Kata Dian, Ma'am Henny sambil ngiterin tuh tempat masak nyicip-nyicip, mundur lagi ke 8 Aksel, maju lagi, mundur lagi. Baguslah. Kata Putri penilaian yang keliatan, penampilan masakan kita 85, TAPI PENAMPILAN YANG MASAK CUMA 70!! mungkin rasanya 95 gitu. Kemaren itu semuanya HARUS liat Jodi aka Kwee Lai Fuk 7R1. Mwaahahahahahhahaahh, kata abah itu si Jodi mau nandingin kumis abah yang takut tersaingi. Kalo omelet kita, beda daripada yang lain, soalnya yang lain pake indomie semua, kita enggak. Terinspirasi kantin semua pasti. Omelet itu pada dasarnya adalah telor yang dikocok cepat dan dimasak pake mentega atau minyak di panci penggorengan, inget yah! After masak-masak, kita lomba Pecah Balon. Masak kita dibilang curang, gara-gara pasang strategi. Strategi kita ketahuan gara-gara Sir Tehok!!! Zet sekali yah, kita pun kena kejar, padahal posisinya dah bagus, kita diremehin dan ga dianggep gitu. Kan kayak Johanna Manson sama Poxpes Unyuk, appear unthreatning to deceive others. Terus, sekali mencar kita malah dituduh curang!!! Apa-apaan ini, akhirnya kita teriakin kelas lain yang misah-misah dari atas. Pas lomba 1 vs. 1, kita kalah gara-gara balonnya memuai dan pecah sendiri. Kata Pak Sis itu resiko sendiri. Harusnya Asuk Pendi aja yang jadi juri, guru fisika ngerti pemuaian dong. Dari kelas laen ada yang terlempar jauh gitu sampe terguling dengen tiang basket. Untung gak kena, ga tau sih kelanjutannya gimana, dibawa ke UKS mungkin. Abis lomba-lomba gaje syalalalalalala, kita mohon-mohon ke Pak Manto buat ngundurin ulangan matik, soalnya kita capekkkk gitu. Untungnya berhasil, setelah kameranya ditanya-tanyain ga jelas sama Nyak Herlina sama Pak Mantoc. Jadi Senin. Singkat cerita, kita pulang dan nelpon Bu Yayuk buat ngundurin ulangan Seni Musik dan berhasil, karena Bu Yayuk emang baik. Gitu deh.
Salam sejahtera bagi semua pembaca, terutama saudara-saudara akseleran saya, di mana pun berada. Saat ini jam di komputer saya menunjukkan pukul delapan lewat tiga menit, tanggal 4 Juni 2017, sedangkan tulisan pertama yang saya buat di blog ini tertanggal 27 Oktober 2012. Bila dihitung, selisihnya jadi sekitar 4 tahun 7 bulan. Saya menengok ke belakang dan menyadari itu bukan waktu yang sebentar, walaupun sebenarnya masa SD saya lebih lama dari itu, sih. Kalau saya lihat, terakhir saya menulis di sini itu sekitar awal masuk SMA, tahun 2014, sedangkan sekarang sudah 2017. Saya dan teman-teman akseleran sudah lulus SMA. Selama hampir tiga tahun setelahnya saya memasuki fase dorman dan hilang begitu saja hingga blog ini hampir mati (walaupun banyak juga teman-teman iseng saya yang masih membukanya, membacanya hanya sekadar agar ada bahan tertawaan), biarpun saya sendiri tidak berhenti menulis. Menulis lagi di sini, di blog ini, rasanya jari saya kaku. Saya merasa dikekang oleh diri sa
Komentar
Posting Komentar